Sejak Kecil Rajin Tahajud dan Puasa Senin-Kamis,
Matematika dan IPA Jadi Pelajaran Favorit
Muhammad Shabri Putra Wibowo termasuk siswa yang luar biasa. Dia meraih juara umum Tryout Kejujuran 2016 tingkat SD yang dihelat Jawa Pos Radar Malang. Shabri berhasil menyisihkan puluhan ribu peserta se-Malang Raya.
BADANNYA sehat berisi, kulit putih, dan berwajah tembem nan imut. Dialah Muhammad Shabri Putra Wibowo. Dengan malu-malu dia melangkah kan kaki menuju panggung saat namanya di panggil untuk maju. Awalnya, siswa kelas VI SD Unggulan Al Ya’lu itu dipanggil sebagai juara I tingkat SD Kota Malang dengan nilai 28,40. Dia mengungguli teman-temannya se-Malang Raya. Adapun teman satu sekolahnya: Nabila Afifah Qotrunnada meraih peringkat II se-Kota Malang.
Masing-masing dari Kota dan Kabupaten Malang ada juara pertama hingga ketiga, sehingga ada enam anak peraih juara. Dari enam nama peraih tiga besar di masing-masing daerah itu, perolehan nilai tertinggi diraih Shabri sehingga dia dinobatkan menjadi juara umum Tryout Kejujuran 2016 tingkat SD. Menja dikan Shabri harus naik kembali ke panggung serta menerima trofi yang tingginya hampir sama dengan tinggi badannya.
Shabri menceritakan, dia sempat kesulitan mengerjakan soal di final Tryout Kejujuran di Dome Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), sehingga dia sempat merasa khawatir salah menjawab soal. ”Deg-degan. Saya berusaha untuk terus fokus,” papar laki-laki yang suka berolahraga bulu tangkis itu.
Menurut Shabri, malam sebelum final Tryout Kejujuran, dia sempatkan untuk belajar.
Padahal, dia baru saja pulang sekolah saat sore hari. Maklum saja, aktivitas Shabri di SD Unggulan Al-Ya’lu yang menyelenggarakan pendidikan fullday itu terbilang padat setiap harinya. Dia harus mengikuti kegiatan belajar mengajar dari pagi hingga siang di kelas. Berlanjut mengaji dan mengikuti bimbingan belajar, juga di sekolah, guna persiapan UN (ujian nasional). ”Kalau di sekolah fokus belajar, di rumah tidak terlalu. Belajar jika ada feel saja,” ujar siswa berusia 12 tahun itu.
Memang, Shabri memang tergolong siswa cerdas. Dia juga menjadi juara 1 siswa berprestasi se-Kota Malang pada 2015 lalu. Tak cukup sampai di situ, di tingkat provinsi, dia juga berhasil meraih juara harapan 1 siswa berprestasi Jawa Timur 2015. Ia juga pernah meraih medali emas International Competition and Assessment for School (ICAS) dari University of New South Wales Australia di bidang matematika pada saat ia di kelas lima.
Semua prestasi Shabri tersebut berkat motto dalam hidupnya. ”Harus fokus dalam belajar,” ujarnya.
Sehingga saat di sekolah, dia selalu memerhatikan guru-gurunya. Tak heran, Shabri menjadi langganan juara kelas. Dia meraih ranking 1 mulai dari kelas 1 SD.
Pelajaran favorit Shabri adalah Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dia suka berhitung dan mempelajari alam sekitar. ”Cita-cita saya ingin jadi arsitek,” ujar siswa yang juga suka menggambar itu.
Dalam menggambar, dia bisa menuangkan imajinasinya dengan bebas. Shabri sangat bangga dapat memperoleh gelar juara umum itu. Sebab, dia dapat membanggakan kedua orang tua serta mengharumkan nama sekolahnya. ”Tidak nyangka. Alhamdulillah,” kata putra dari Eni Setiani dan Hamam Wahyu Triwibowo itu. Anak kedua dari tiga bersaudara ini memang senang mengikuti perlombaan. Menurut dia, hal itu merupakan cara untuk mengasah kemampuannya.
Rupanya, orang tua Shabri mempunyai metode khusus dalam mengasuh buah hatinya. ”Saya selalu terapkan bahwa semua yang dilakukan atas dasar ibadah kepada Tuhan,” papar Eni Setiani, ibunda Shabri.
Selain itu, Eni membebaskan putranya untuk memilih hal yang dia sukai. ”Asalkan semuanya dilakukan dengan sungguh-sungguh,” ujarnya.
Eni menceritakan, Shabri sering shalat Tahajud saat malam hari. Shabri juga sesekali melakukan puasa Senin-Kamis, tapi belum rutin. Mulai belajar puasa Senin-Kamis,” paparnya.
Tak cukup hingga di situ, walau masih kecil, ternyata Shabri tergo long anak yang taat beribadah.
”Setiap hari dia salat lima waktu di masjid,” jelas Eni. (JawaPos RadarMalang/c2/lia)
Leave a Reply